Minggu, 26 Oktober 2008

UnGu BAnD

Category: Music
Genre: Pop
Artist: ungu band

Pasha (Vokalis)
Nama Lengkap: Sigit Purnomo S.S.
TTL: Donggala, 27 November 1979
E-mail: pasha@unguband.com
Bergabung dengan Ungu: 1999


Makki (Bassis)
Nama Lengkap: Makki O. Parikesit
TTL: Jakarta, 23 Oktober 1971
E-mail: makki@unguband.com
Bergabung dengan Ungu: 1996 (founder)


Enda’ (Gitaris)
Nama Lengkap: Franco Medjaya
TTL: Kudus, 4 Maret 1978
E-mail: enda@unguband.com
Bergabung dengan Ungu: 2001


Onci (Gitaris)
Nama Lengkap: Arlonsy Miraldi
TTL: Palu, 2 Oktober 1981
E-mail: onci@unguband.com
Bergabung dengan Ungu: 2003


Rowman (Drummer)
Nama Lengkap: M. Nur Rohman
TTL: Jakarta, 9 Januari 1974
E-mail: rowman@unguband.com
Bergabung dengan Ungu: 2001



ENDA UNGU

Enda ‘Ungu” : Musik Ibarat Candu

Tak sedikit lagu band Ungu adalah buah karya gitaris ini. Padahal, sebelum masuk formasi band tersebut, Enda sempat menjadi “pelayan” Ungu.

Pecinta grup band Ungu pasti hafal lagu-lagu Demi Waktu, Surga Mu, Tercipta Untukku, atau Kekasih Gelapku. Lagu-lagu ngetop tersebut adalah ciptaan Enda, gitaris kelompok musik yang divokalisi oleh Pasha. Berkat tangan dinginnya, kelompok musik ini berhasil masuk ke jajaran papan atas kelompok musik bergengsi Tanah Air.
Berbicara kesuksesan Ungu, pria bernama asli Franko W. M. Kusumah (31) ini menegaskan, Ungu adalah satu kesatuan. Kata pria kelahiran Kudus ini, keberhasilan yang diperoleh Ungu tak lepas dari kerja keras dan kekompakan semua personil yang selalu terjaga. Toh, kata Enda, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan.
“Kesuksesan kami adalah karena berada dalam tim yang solid dan saling mendukung. Skill urutan berikutnya,” ujar suami EkaWilestari dan ayah Azzahea ini.
Ibarat tubuh, kata Enda lagi, masing-masing personel saling bergantung dengan lainnya. “Sejago-jagonya gue menulis lagu, tak akan bagus tanpa dinyanyikan Pasha, kalau drumnya tidak ditabuh Roman, dan bass bukan dibetot Makki, dan seterusnya, ” katanya mengandaikan.

Pengamen yang Sarjana
Buat Enda, musik adalah hidup dan matinya. Seperti candu yang makin digeluti, akan makin diresapi. Sejak SD, Enda pun sudah mencanangkan diri untuk menjadi pemusik. Meski belajar musik secara otodidak, saat SMP di Manado, Enda sudah berani membentuk band. Bahkan Enda dan bandnya selalu menyanyikan lagu ciptaan sendiri.
Pertemuannya dengan Pasha di tahun 1998 yang mengenalkannya kepada band Ungu. Enda yang usai mengamen dari sebuah bus di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan, berjumpa Pasha yang juga baru turun dari bus. “Kami kenalan dan langsung akrab, meski tidak pernah ngamen bersama,” kata Enda tertawa.
Kepada Enda, Pasha cerita akan menjalani audisi sebagai vokalis di sebuah grup bernama Ungu. Kala itu Ungu belum pernah rekaman. Pasha pun mengajak Enda ke markas Ungu di Jalan Minangkabau, Jakarta Selatan.
Hasil audisi, Pasha diterima sebagai vokalis, sedangkan Enda ditawari menjadi kru. Tanpa pikir panjang, Enda bersedia, meski honornya hanya Rp 13 ribu untuk sekali manggung. “Itu kalau mereka mendapat bayaran manggung Rp 150 ribu. Kalau Rp 50 ribu, gue tidak terima uang sepeserpun. Tapi itu yang sering terjadi. Gue cuma dapat makan doang. Padahal, gue satu-satunya kru yang melayani keperluan lima personel Ungu, mulai dari mempersiapkan peralatan, termasuk nyetel gitar, dan pernik-pernik lainnya.”
Apakah Enda patah semangat? Tidak! Enda tetap berprinsip, apapun jenis pekerjaannya, harus ditekuni, karena suatu saat pasti akan menghasilkan.